Bupati Padang Pariaman Orasi Ilmiah di Universitas Taman Siswa


Padang (25/04/2015). Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni berikan Orasi Ilmiah pada Wisuda ke 48 Universitas Taman Siswa di Hotel Pangeran, Padang, Sabtu (25/4).



Pada kesempatan itu Ali Mukhni berharap akan lahir pemimpin bangsa dari Kampus Tamsis. Mulai dari Bupati, Gubernur, Anggota DPR RI dan lain sebagainya.

Kepada Mahasiswa yang telah diwisuda, ia berpesan jadilah manusia yang berakhalatul karimah dan pribadi yang santun kepada orang tua.

"Ridho orang tua akan membawa kebaikan dan kesuksesan dalam kehidupan" kata Ali Mukhni.

Selanjutnya Ali Mukhni menyampaikan orasi ilmiahnya yang diberi judul: "ARAH PEMBANGUNAN PADANG PARIAMAN PASCA GEMPA 2009".

Abstracts
After earthquake September 30th 2009, Padang Pariaman Regency was collapsed in many things including infrastructures. Padang Pariaman tries to rise up. The real result is very significant. Through developing many main infrastructures Padang Pariaman is growing up. The economics grows from 3,94% in 2009 to 6,04% in 2013. This paper aims to explain how Padang Pariaman grow and how to direct developing Padang Pariaman in the future.

Kabupaten Padang Pariaman setelah gempa bumi tanggal 30 September tahun 2009 mengalami kemerosotan dalam banyak hal termasuk infrastruktur. Pariaman mencoba bangkit. Dan hasilnya sangat signifikan. Melalui berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur Padang Pariaman mulai bangkit untuk tumbuh. Hasil nyata dari usaha tersebut, Pertumbuhan ekonomi Padang Pariaman dari hanya 3% di tahun 2010 menjadi 7,2 di tahun 2014. Makalah ini mencoba menjelaskan, bagaimana Padang Pariaman tumbuh dan bagaimana arah pembangunannya ke depan.

Pendahuluan
Tidak ada satu pendekatan pun yang dinyatakan paling akurat di dalam membangun suatu wilayah. Sebagai contoh, pendekatan pembangunan dari atas (development from above) (Sthor; 1981) yang diterapkan Pemerintah di Era Orde Baru ternyata menimbulkan kesenjangan antar wilayah. Di sisi lain, pendekatan pembangunan dari bawah (development from below) juga mengalami kegagalan ketika wilayah mengalami keterbatasan sumber daya. Kalaupun berhasil, maka era kebangkitannya memakan waktu yang cukup lama.

Lain halnya pembangunan Padang Pariaman pasca gempa 2009. Dengan mencoba menciptakan pusat-pusat pertumbuhan Padang Pariaman mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, sehingga Padang Pariaman yang pada tahun 2014 dinyatakan sebagai daerah yang keluar dari Daerah Tertinggal. Bahkan pada saat ini beberapa mega proyek baik berskala nasional maupun propinsi banyak dialokasikan ke Padang Pariaman. Tentunya kondisi seperti ini akan membawa dampak ikutannya terutama pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa proyek tersebut diantaranya adalah jalan tol Duku Pekan Baru, Jalan Lingkar Duku-Sicincin, Proyek Dermaga Tiram, Main Stadion di Sikabu Lubuk ALung, Sport Hall PT. Semen Padang, BP2IP di Tiram dan Asrama Haji serta MAN Cendekia di Sintuk Toboh Gadang. Bahkan beberapa bulan yang lalu Padang Pariaman ditetapkan sebagai lokasi proyek kawasan Industri Sumatera Barat yang rencananya akan dibangun di areal seluas 5.000 Ha.

Terpusatnya berbagai kegiatan dalam skala besar di Padang Pariaman tentunya didukung kondisi Padang Pariaman itu sendiri baik secara geografis maupun posisi Padang Pariaman dalam konstelasi Sumatera Barat. Dan kondisi ini secara cepat direspon oleh Pemerintah daerah untuk menyediakan lahan dan sarana pendukung lainnya guna mempercepat pertumbuhan ekonomi di Kabupatennya. Yang perlu disikapi adalah bagaimana Pemerintah Padang Pariaman mempersiapkan diri dalam beberapa mega project tersebut agar dampak positifnya dinikmati masyarakat Padang Pariaman itu sendiri.

Makalah ini mencoba menjelaskan bagaimana arah pembangunan Padang Pariaman ke depan dalam memposisikan diri sebagai daerah penyangga Ibu kota Propinsi sekaligus sebagai Pintu Gerbang Sumatera Barat. Makalah ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan Padang Pariaman dalam konstelasi Sumatera Barat dan Nasional. Bagian kedua menjelaskan arah pembangunan Padang Pariaman dan bagian terakhir merupakan catatan penutup yang merupakan kristalisasi substansi makalah.

Padang Pariaman Dalam Konstelasi Sumbar dan Nasional
Dalam banyak hal, kondisi dan posisi Padang Pariaman memang cukup strategis. Pertama, posisi Padang Pariaman berbatasan langsung dengan ibukota Propinsi Sumatera Barat. Artinya, Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah penyangganya Padang. Bisa jadi pada suatu ketika Padang akan mengalami kejenuhan pembangunan dan penduduk yang akhirnya akan melimpah (spill over) ke Padang Padang Pariaman. Kondisi ini hampir mirip dengan Bekasi, Tangerang, Depok maupun Bogor di mana ketika Jakarta jenuh, biaya ekonomi tinggi dan daya dukung lahan sudah tidak memungkinkan lagi, maka akan terjadi spill over sekaligus trickle-down effect.

Efek trickle-down effect secara normatif terjadi pada penerapan pendekatan pembangunan dari atas terutama ketika suatu wilayah melakukan strategi penciptaan kutub pertumbuhan (Chen Lo dan Shalih (1981). Bila kondisi normatif tidak terjadi justru sebaliknya, back wash effect akan terjadi dan kondisi tersebut sangat merugikan daerah-daerah pinggiran (periphery) seperti Padang Pariaman dan sekitarnya, di mana terjadi penghisapan sumber daya besar-besaran menuju kutub pertumbuhan (Padang). Bentuk penghisapan sumber daya misalkan berpindahnya tenaga kerja terdidik dan berkualitas ke Kota Padang, terjualnya barang-barang kebutuhan primer secara murah ke Kota Padang; terjadinya penurunan daya dukung lingkungan akibat Kota Padang melimpahkan aktivitas produksi ke daerah periphery tapi tidak diikuti dengan biaya perbaikan lingkungan.

Kedua, secara geografis Padang Pariaman memiliki wilayah yang relatif flat, subur. Kondisi ini sebenarnya sangat menguntungkan bagi Padang Pariaman karena pada akhirnya memiliki keunggulan komparatif dengan daerah lain terdekatnya seperti Pesisir Selatan dan Solok yang konturnya berbukit-bukit. Artinya, bila komoditas pangan memiliki keunggulan yang sama dalam mensuplai Padang, maka perilaku distributor akan memilih Padang Pariaman sebagai supplier atau pemasok termurah karena biaya distribusi menjadi murah dibandingkan dengan daerah lain.

Gambar 1: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2009-2012
Kondisi kedua juga merupakan keuntungan bagi Padang Pariaman karena menjadi alternatif kedua bagi para investor untuk mendapatkan lahan yang representatif untuk usaha. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditetapkannya Padang Industrial Park di Kecamatan Batang Anai dan dipindahkannya Bandara Tabing ke Ketaping Kabupaten Padang Pariaman.

Gambar 2: Peta Administrasi Kabupaten Padang Pariaman

Berhubungan dengan kondisi, Kabupaten Padang Pariaman merupakan pintu gerbang menuju Sumatera Barat melalui jalur udara. Kondisi ini dalam banyak hal menguntungkan Padang Pariaman karena sebelum memasuki Ibukota Propinsi, para pengunjung akan melewati Padang Pariaman terlebih dahulu. Artinya, kesan pertama pengunjung terhadap Sumatera Barat ada di Padang Pariaman. Untuk itu, kesan yang baik perlu ditanamkan kepada pengunjung melalui kondisi Padang Pariaman yang kondusif baik dari sisi masyarakatnya maupun lingkungan fisiknya.

Dalam konstelasi regional dan nasional, Padang Pariaman juga memiliki pusat kegiatan nasional (PKN)diantaranya Bandara Internasional Minangkabau, BP2IP dan MAN Cendekia. Artinya, dalam konstelasi ini pusat kegiatan tersebut akan menjadi daya dorong bagi pertumbuhan ekonomi lainnya untuk mendukung aktivitas kegiatan utama. Dampaknya dari aktivitas kegiatan tersebut adalah multiplyer effect secara ekonomi seperti munculnya berbagai aktivitas jasa travel, kuliner, perhotelan dan lain sebagainya. Kebutuhan baik di sektor basis maupun ikutannya menuntut pemenuhan tenaga kerja. Apabila masyarakat siap dengan tenaga kerja terlatih dan terdidik, maka setidaknya angka pengangguran akan berkurang. Tabel berikut ini merupakan proyeksi kebutuhan tenaga kerja dan sektor ikutannya dalam sektor basis yang saat ini sedang dibangun.

Tabel 1
Prakiraan Sektor Ikutan dan Kebutuhan Tenaga Kerja Sektor Basis
dari Mega Proyek di Padang Pariaman

NO
AKTIVITAS SEKTOR BASIS
DAYA TAMPUNG
SEKTOR IKUTAN
KEBUTUHAN TENAGA KERJA SEKTOR BASIS
1
BP2IP
600 mahasiswa
1.       Jasa photo copy
2.       Penginapan
3.       Laundry
4.       Restoran
5.       Toko buku
6.       Minimarket
7.       Perbankan
·         30 dosen
·         15 tenaga administrasi
·         20 tenaga cleaning service
·         6 petugas keamanan
2
Asrama Haji
1000 jemaah
1.       Restoran
2.       Penginapan
3.       Minimarket
4.       Perbankan
·         20 tenaga administrasi
·         20 cleaning service

3
Man Cendekia
300 siswa
1.       toko buku
2.       penginapan
3.       minimarket
4.       restoran
5.       photo copy
6.       laundry
·         20 guru
·         7 tenaga administrasi
·         5 cleaning service
·         3 juru masak
·         3 petugas keamanan
4
Pelabuhan Tiram
10 kapal docking
1.       Restoran
2.       Perbengkelan
3.       Jasa forweight dan pengangkutan
4.       Minimarket
5.       Rumah kost
6.       Penginapan
·     20 Mekanik
·     10 Marconist
·     10 Nakhkoda
·     200 Kuli pelabuhan

5
Main Stadion
5000 orang
1.       Minimarket
2.       Pendidikan olahraga
3.       Toko olahraga
4.       Pusat kebugaran
5.       Restoran
6.       Perbankan
·    20 petugas kebersihan
·    5 orang mekanik
·    10 petugas keamanan
·    10 orang tenaga administrasi
6
Sport hall PT. Semen Padang
2000 orang
1.       Minimarket
2.       Pendidikan olahraga
3.       Toko olahraga
4.       Pusat kebugaran
5.       Restoran
·    10 petugas kebersihan
·    3 orang mekanik
·    5 petugas keamanan
·    5 orang tenaga administrasi
7
Kawasan industri (5000 ha)
300 perusahaan
1.       Perumahan
2.       Sekolah
3.       Pelatihan tenaga kerja
4.       Photo copy
5.       Laundry
6.       Supermarket
7.       Pusat kebugaran
8.       Rumah sakit
9.       perbengkelan





30 ribu tenaga kerja
Untuk itu, sebagai bentuk konsekwensinya, Padang Pariaman hendaknya mengarahkan pembangunannya dengan mengambil keuntungan dari posisi dan kondisi tersebut. Bahasan berikutnya mencoba menjelaskan arah pembangunan Padang Pariaman ke depan.

Arah Pembangunan Kabupaten Padang Pariaman
Dengan merespon kondisi dan posisi Padang Pariaman terhadap wilayah sekitar termasuk kebijakan pembangunan pusat yang saat ini sedang berlangsung, maka arah pembangunan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman ke depan adalah:
1. Memperkuat infrastruktur pendukung di sektor basis seperti:
a. Menjamin interkoneksitas antar wilayah dengan pusat-pusat komoditas dengan membangun dan memelihara jalan-jalan kolektor baik primer maupun sekunder; membangun dan memelihara jalan produksi.
b. Mencukupi kebutuhan perumahan dengan mekanisme Public-privat partnership, yaitu menggandeng developer (swasta) dalam membangun permukiman sementara peran pemerintah menyediakan utilitas seperti jalan, sarana ibadah, ruang publik dan lain sebagainya dalam lokasi permukiman yang baru
c. Menjamin ketercukupan pangan untuk supply kebutuhan pokok tenaga kerja dengan cara membangun dan memelihara jaringan irigasi untuk lahan pertanian lahan basah; Intensifikasi pertanian; pembangunan kolam-kolam, sarana rumah potong hewan dan lain sebagainya.
d. Menjamin kenyamanan investor dan warganya dalam berusaha dengan cara membangun ruang publik, sarana hiburan yang sehat dan wisata.
e. Membangun berbagai jaringan komunikasi, perpipaan dan listrik untuk pasokan sektor basis dan pendukungnya.
2. Mempersiapkan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja terdidik seperti:
a. Peningkatan SDM tenaga pertanian, peternakan dan perikanan melalui pendidikan perguruan tinggi untuk mencetak tenaga-tenaga teknis penyuluh yang terampil. Saat ini Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman menyekolahkan puluhan putra-putri terbaiknya ke Tamsis untuk program studi ilmu peternakan dengan mekanisme beasiswa BAZ.
b. Pelatihan vokasional tenaga kerja melalui Balai Latihan Kerja Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Padang Pariaman.
c. Pendidikan tenaga teknis siap pakai melalui akademi komunitas.
3. Menjaga dan mengendalikan daya dukung lingkungan dengan berbagai kegiatan pembangunan seperti:
a. Pemeliharaan Daerah Aliran Sungai untuk menjamin ketersediaan air bersih dan pemenuhan kebutuhan pertanian, perkebunan dan peternakan dengan cara rehabilitasi resapan air daerah hulu.
b. Memfasilitasi AMDAL dan UKL-UPL bagi para pelaku usaha supaya tetap menjaga sustainabilitas lingkungannya.
c. Menyediakan daerah-daerah resapan air untuk mengendalikan banjir mengingat Padang Pariaman sebagian besar terletak pada kelerengan 0-3%
d. Mengontrol kualitas lingkungan hidup dengan cara mendata Status Lingkungan Hidup (SLHD) secara periodik di Kabupaten Padang Pariaman.

Catatan Penutup
Arah pembangunan wilayah secara umum di daerah setelah Otonomi Daerah sangat tergantung potensi dan pimpinan daerah dalam menciptakan kreativitas penggalangan dana. Tidak semua daerah memiliki potensi sumber daya alam yang memadai untuk memacu pembangunan. tidak semua daerah juga memiliki lokasi yang strategis untuk dikembangkan. Terdapat daerah-daerah yang sulit berkembang karena faktor-faktor alam. Tapi keterbatasan tersebut tidak menutup kreativitas untuk menggalang dana dalam rangka membangun daerahnya. Padang Pariaman adalah kabupaten  yang dari posisi dan kondisi terletak berbatasan langsung dengan Kota Padang. Dan hal tersebut menguntungkan dalam banyak hal. Untuk itu, arah pembangunan Padang Pariaman ke depan agar tetap memposisikan sebagai Kabupaten penyangga wilayah sekitarnya dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan warganya dalam berusaha baik dari sisi lingkungan maupun sosial budayanya.

Daftar Pustaka
  1. ________ (2010) Padang Pariaman Dalam Angka, Bappeda Kab. Padang Pariaman bekerjasama dengan BPS Padang Pariaman.
  2. ________ (2011) Padang Pariaman Dalam Angka, Bappeda Kab. Padang Pariaman bekerjasama dengan BPS Padang Pariaman.
  3. ________ (2012) Padang Pariaman Dalam Angka, Bappeda Kab. Padang Pariaman bekerjasama dengan BPS Padang Pariaman.
  4. ________ (2011) Pendataan Korong/Nagari Tertinggal Kabupaten Padang Pariaman. Bappeda Kab. Padang Pariaman.
  5. ________ (2012) Pendataan Korong/Nagari Tertinggal Kabupaten Padang Pariaman. Bappeda Kab. Padang Pariaman.
  6. Chen lo Fu dan Salih K (1981) Growth Poles, Agropolitan Development, and Polarization Reversal: The Debate and Search For Alternatif dalam Stohr Walter B dan Taylor Fraser (1978) Development from Above or Below? John Wiley and Sons Toronto
  7. Kirman, Alan P. (1992) Whom or what does the representative individual represent? Journal of Economic Perspectives 6(2), Spring, 1992, pp. 117ñ136. Martin, Stephen Product diferentiation, welfare, and market size, Econometrics and Economic Theory. Working Paper 85-2, August 1985, Department of Economics, Michigan State University.
  8. Shubik, M. and R. E. Levitan (1980). Market Structure and Behavior. Harvard University Press.
  9. Stohr W. B dan Taylor Fraser (1981) Development from Above or Below? John Wiley and Sons Toronto
  10. Suparlan, Parsudi (1993) Kemiskinan Di Perkotaan: Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  11. Suyanto, Bagong. (1995) Perangkap Kemiskinan: Problem Dan Strategi Pengentasannya. Surabaya : Airlangga University Press

Komentar